info@gresikmigas.co.id / 031-99006530

Gas Pipa Dedicated

Read More

Compressed Natural Gas

Read More

Misi Perusahaan

Read More

berita terkini

EKSPLORASI : Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) melakukan work over terhadap sumur North West Lengowangi. (ISTIMEWA)

GRESIK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik diminta aktif untuk menanyakan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) Jatim.Hal ini dikarenakan DBH merupakan dana yang dikelola oleh kementerian keuangan dan diberikan kepada daerah melalui pemerintah tingkat I.Kepala SKK Migas, Nurwahidi mengatakan, DBH ekplorasi Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) terhadap sumur North West Lengowangi yang dilakukan sudah memiliki perhitungan.

“Kami dapat salinan angkanya, namun harus buka data,” kata dia. DBH Migas yang diberikan kepada pemerintah jumlahnya bervariatif. “Tergantung daerah tersebut merupakan daerah penghasil atau tidak,” ungkapnya. Apabila Gresik menjadi daerah penghasil maka dana yang diberikan sebesar enam persen dari keuntungan yang didapat KKKS setiap tahunnya. “DBH disetor KKKS kepada pemerintah pusat, Kemenkeu setiap tahun. Dari Kemenkeu diserahkan kepada Pemprov untuk membagi sesuai dengan porsinya masing-masing,” paparnya. Dikatakan, selama ini, banyak orang yang belum bisa membedakan antara DBH Migas dengan Partisipasing Interest (PI). Untuk itu, pihaknya berjanji akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. “Setiap tahun daerah pasti akan dapat DBH Migas karena masuk PAD. Jika PI KKKS menjadi kewenangan BUMD setempat, DBH cair usai diputuskan gubernur,” tandasnya. (fir/han) (sb/fir/jay/JPR)

Sumber : https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/12/03/168603/pemkab-gresik-didorong-aktif-kawal-dbh-migas

Kementerian ESDM Kembali Percayakan Blok Pangkah pada PGN Saka

PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) kembali diberikan kepercayaan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui perpanjangan Kontrak Kerja Sama (KKS) untuk Wilayah Kerja Pangkah (WKPangkah). Liputan6.com, Jakarta PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) yang merupakan anak perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kembali diberikan kepercayaan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

melalui perpanjangan Kontrak Kerja Sama (KKS) untuk Wilayah Kerja Pangkah (WK Pangkah) sebagai operator dari wilayah kerja tersebut dengan skema Gross Split melalui Saka Indonesia Pangkah Limited. PGN Saka resmi menjadi operator setelah kontrak ditandatangani oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dengan PGN Saka dengan disaksikan Plt. Dirjen Migas Djoko Siswanto pada Jumat, 18 Oktober 2019 di Kantor Kementerian ESDM Jakarta. Dengan ditandatanganinya kontrak tersebut, Plt. Dirjen Migas Djoko Siswanto dalam sambutannya berharap komitmen yang telah disepakati memberi dampak pada peningkatan jumlah produksi dan pendapatan PGN Saka. “Kami berharap dengan komitmen yang ditandatangani pada hari ini memberi dampak sesuai dengan yang diharapkan,” ucap Djoko. Direktur Utama PGN Saka Nofriadi mengatakan, Perusahaan akan terus berkomitmen untuk melakukan eksplorasi dan mendukung pemerintah dalam significant discovery. Sebagai komitmen untuk meningkatkan energi nasional, PGN Saka melakukan aktivitas pengembangan dua lapangan yaitu West Pangkah dan Sidayu yang diharapkan dapat menambah angka produksi di Blok Pangkah. “PGN Saka terus mengupayakan peningkatan cadangan dan produksi gas melalui investasi pengeboran eksplorasi dan pengembangan. Dengan penandatanganan komitmen ini kami harapkan dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan energi nasional,” ungkap Nofriadi. Sebagai informasi, Komitmen Kerja Pasti (KKP) dari Blok Pangkah itu sendiri yaitu USD 64,05 Juta dengan bonus tandatangan senilai USD 6 Juta. Saka juga memiliki 100 persen hak kelola di blok tersebut. PGN Saka telah menjadi operator WK Pangkah pada tahun 2014, setelah berhasil mengakuisisi Hess. Hess Indonesia-Pangkah Limited yang merupakan perusahaan Amerika Serikat beroperasi di Indonesia pada tahun 1996. WK Pangkah mulai ditemukan cadangan minyak dan gas bumi sejak November 1998 kemudian berhasil menghasilkan First Gas pada April 2007, First Oil pada Juni 2008, dan First LPG pada Maret 2009. Di mana PGN Saka juga telah berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi pada WK Pangkah di sumur eksplorasi Sidayu 3 pada Juli 2015, Sidayu 4 pada September 2016 dan Tambakboyo pada Agustus 2018. Sebelumnya, kontrak dengan skema bagi hasil blok tersebut habis pada 2026. Untuk dua proyek itu, Saka menggelontorkan dana 200 juta dolar AS. Proyek tersebut bakal memberi kontribusi pada pemerintah sebesar Rp 1,2 triliun. Saka Energi optimistis kinerja di Blok Pangkah akan semakin bagus karena ada efisiensi biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan selama ini. Sebagai subholding gas, PGN mengelola sebelas aset di Indonesia dan satu blok shale gas di Amerika Serikat. Lima di antaranya sepenuhnya dioperasikan penuh oleh PGN Saka. Selain Blok Pangkah, blok lainnya adalah South Sesulu PSC, Blok West Yamdena, Blok Wokam II PSC dan Blok Pekawai.

Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/4092987/kementerian-esdm-kembali-percayakan-blok-pangkah-pada-pgn-saka

Jakarta, CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyentil kinerja PT Pertamina (Persero) pekan lalu. Perseroan dinilai lamban ambil keputusan, dan meminta perusahaan tersebut segera lakukan upaya Enhanced Oil Recovery (EOR). Sentilah ini pun langsung dijawab oleh Pertamina. Tak tanggung-tanggung, pelat merah migas ini melakukan EOR di 8 titik sekaligus. Kedelapan lapangan tersebut yakni, Tanjung, Sukowati, Rantau, Sago, Ramba, Jirak, Limau dan Jatibarang.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan lewat proyek EOR ini Pertamina optimistis dapat menahan laju penurunan produksi minyak alamiah. Ia menuturkan, sejak April 2019, Pertamina telah membentuk Steering Committee EOR Pertamina dan melibatkan diskusi dengan SKK Migas dan ahli-ahli eksternal. Pilot EOR polymer di Lapangan Tanjung telah menunjukkan hasil yang positif. “Sebagai kelanjutannya telah ditandatanganinya pokok-pokok kesepahaman antara Pertamina dan Repsol dalam pengelolaan EOR di lapangan Tanjung untuk full scale nya, termasuk implementasi EOR Surfactant-Polymer,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Rabu (21/8/2019). Lebih lanjut, Dharmawan menambahkan, proyek EOR yang dilaksanakan oleh Pertamina antara lain meliputi implementasi EOR surfactant polymer dan CO2 flooding. Dharmawan menambahkan, Lapangan Jirak dan Rantau saat ini sedang dalam tahap implementasi full scale Waterflood. “Bersamaan dengan hal tersebut dilakukan studi aplikasi chemical Surfactant untuk implementasi EOR,” tambahnya. Selanjutnya, terkait dengan CO2 flooding, Pertamina saat ini sedang melakukan studi di beberapa lapangan yaitu Jatibarang, Sukowati dan Ramba. Dharmawan menyebutkan, Lapangan Sukowati direncanakan merupakan lapangan aplikasi CCUS (Carbon Capture Utilization & Storage) pertama di Indonesia dengan memanfaatkan CO2 yang dihasilkan dari lapangan Jambaran – Tiung Biru (JTB). “Implementasi EOR Pertamina memang dimulai di lapangan migas yang dikelola Pertamina EP, dan kini, kami sudah mulai memperluas ke wilayah kerja PHE,” imbuhnya. Di wilayah kerja PHE, ujar Dharmawan, Pertamina juga sedang melakukan studi di lapangan Zulu dan E-Main di PHE ONWJ. Selain itu di lapangan Batang yang dioperasikan oleh PHE Siak dalam waktu dekat akan dilakukan pilot project EOR Steam Flooding. Implementasi EOR oleh Pertamina juga menjadi perhatian khusus utamanya dalam mengantisipasi alih kelola Blok Rokan. Pertamina telah melakukan preliminary portfolio (screening dan penetapan prioritas) untuk target lapangan-lapangan yang dapat dioptimasikan melalui kegiatan Primary, Secondary Recovery (Waterflood) dan Tertiary Recovery (Steamflood dan Chemical EOR) agar Produksi minyak dapat ditingkatkan saat alih kelola. Di samping itu, lanjut Dharmawan, inisiatif untuk melakukan studi subsurface di beberapa lapangan akan dimulai pada 2020 untuk mempercepat rencana pengembangannya dengan melakukan sinergi dengan Institusi/Lembaga Penelitian/Universitas dalam negeri. Hasil studi ini akan menjadi dasar rencana kerja Pertamina pada awal pengelolaan Blok Rokan. “Kami optimistis strategi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya menahan laju decline rate di lapangan-lapangan Pertamina. Untuk EOR di Tanjung, kami perkirakan dalam dua sampai tiga tahun kedepan produksinya bisa naik 4-5 kali lipat dari produksi saat ini,” pungkas Dharmawan.

Sumber : www.cnbcindonesia.com

Request a Quote

Praesent magna neque, elementum vel vulputate cursus, congue sed est. Nam vulputate fringilla fringilla. In condimentum nulla quis ultrices venenatis. Nunc ut enim eros. Nam ut odio dolor.

[contact-form-7 id=”543″ title=”Contact form 1″]

Our Executives

Aenean sed adipiscing diam donec adipiscing tristique risus nec feugiat. Urna nec tincidunt praesent semper feugiat nibh sed. Non arcu risus quis varius quam quisque. 

Jacobs Welly
Chief Executive Officer
Lily Peterson
Managing Director
Leo Bell
Senior Supervisor

OUR PARTNERS